Sinar matahari terik disertai angin kencang menjamah Kota Bandung siang ini, khususnya di kawasan Setiabudi dan sekitarnya. Maksud hati akan mengirim karya penulisan artikel yang telah sebulan ini saya kerjakan. Kali ini saya harus bertanding dengan para kompetitor lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat dan Jakarta dalam sebuah lomba penulisan artikel bertajuk “Dinamik7”.
Acara yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun.Saya pun bergegas datang ke tempat pendaftaran tepatnya di Gedung FPMIPA-C dengan membawa hasil karya yang berjudul “Media Sosial Memproklamirkan Pendidikan Indonesia”.
Saat memasuki pintu utama, yang terlihat hanya sekumpulan mahasiswa yang sepertinya sibuk mengerjakan tugas, setelah saya lihat ternyata mereka sedang mengisi kartu rencana studi mengingat sekarang merupakan awal semester genap di beberapa perguruan tinggi termasuk di UPI.
Sejauh mata memandang tidak terlihat stand pendaftaran untuk lomba yang telah diumumkan sejak dua bulan yang lalu itu. Tak jelas apa yang harus saya lakukan, saya pun langsung mengirim pesan singkat kepada panitia penyelenggara mengenai tempat pendaftaran.
Menakjubkan, panitia penyelenggara tersebut membalas pesan singkat saya sebagai berikut “ada di loby.. disitu ada stand pendaftaran dinamik7”, padahal jelas-jelas saya berada tepat di tengah-tengah lobbi yang dia maksud. Anekdot yang sungguh tidak lucu.
Tak ingin menunggu lama dan tak jelas apa yang saya tunggu, saya pun langsung mendatangi seorang mahasiswi berparas ‘ayu’ di depan pintu sebuah ruangan dan bertanya tentang tempat pendaftaran lomba tersebut. Tak disangka dan tak diduga, dialah salahsatu panitia penyelenggaranya.
Wanita yang tingginya tepat sejajar dengan dagu saya itu langsung membawa saya ke sebuah tempat yang mungkin merupakan markas panitia acara tersebut dan meminta maaf atas kesalahan informasi yang dia berikan.
Saya pun menganggap hal itu sebagai angin lalu dan menerimanya dengan penuh kemakluman, mungkin sedang break atau ada kendala lain. Selalu bersikap toleran dan berbaik sangka seperti apa yang orang tua saya selalu katakan.
Waktu bagaikan roket yang menghujam begitu cepat dan dahsyat, proses pendaftaran pun tidak berlangsung lama, padahal rasanya ingin berlama-lama berada di hadapan makhluk tuhan yang begitu indah dan sepertinya dia juga mempunyai perasaan yang sama. Namun apa hendak dikata, waktu jua lah yang memisahkan kita.
Saya pun meninggalkan tempat tersebut dengan meninggalkan senyuman yang akan membekas di ingatannya serta dengan harapan memenangkan lomba tersebut. Bergegas masuk ke dalam mobil kijang hijau yang telah menunggu sejak lama (Cicaheum-Ledeng). Panas terik matahari siang ini begitu memberikan arti yang mendalam bagi kehidupan saya.
No comments:
Post a Comment
Write comment below or mention me at @rilutham on Twitter!